Moka Logo
Kopi Chuseyo, dari Anak K-Pop untuk Komunitas K-Pop Indonesia

Cerita Sukses

Kopi Chuseyo, dari Anak K-Pop untuk Komunitas K-Pop Indonesia

5 min
JordhiJordhi

Kopi Chuseyo, dari Anak K-Pop untuk Komunitas K-Pop Indonesia – Sesuai namanya, Kopi Chuseyo adalah sebuah kedai kopi yang terinspirasi dari budaya pop Korea atau K-Pop. Daniel Hermansyah, sang pendiri, adalah seorang pecinta K-Pop yang ingin membawa culture K-Pop lebih besar dari sebelumnya.

Menawarkan menu dan ambience a la Korea, Kopi Chuseyo kini telah menjadi tempat berkumpulnya komunitas pencinta K-Pop di tanah air. Sehingga wajar jika Kopi Chuseyo kini disebut sebagai the only K-Pop hub in the nation.

Lalu, bagaimana perjalanan Daniel Hermansyah dalam mendirikan usahanya? Yuk simak ulasannya di bawah ini!

Awal Berdirinya Karena Komunitas K-Pop

kopi chuseyo-1

Berdirinya Kopi Chuseyo berawal dari Daniel Hermansyah yang melihat kebutuhan komunitas pencinta K-Pop akan tempat yang nyaman untuk merayakan anniversary boyband dan girlband idola mereka.

Padahal, konsep seperti ini sudah ada di negara-negara lain, Singapura misalnya. Oleh karena itu, pada Februari 2019, Daniel mantap mendirikan Kopi Chuseyo. Kini, Kopi Chuseyo sudah memiliki 30 cabang dengan target 100 outlet pada akhir tahun 2020.


Perbedaan dengan Kopi Lainnya

barista sedang membuat kopi chuseyo

Sebagai kafe K-Pop, Kopi Chuseyo memiliki brand positioning yang kuat. Inilah yang membedakan kedai kopi milik Daniel dengan para kompetitornya. Branding yang kuat tentu harus dibarengi dengan produk yang tepat.

Untuk itu, Daniel tetap menjadikan produk sebagai core business-nya. Untuk itu, ia fokus pada variasi dan kualitas produk agar tetap disukai oleh para konsumen.

Untuk urusan menu, Daniel selalu update dengan tren yang ada di Korea. Daniel mengadaptasikan kuliner hits di negeri gingseng tersebut ke dalam menu Kopi Chuseyo. Dengan demikian, para pecinta K-Pop jadi bisa menikmati makanan dan minuman dengan cita rasa otentik Korea.

Baca juga: Strategi Kopi Chuseyo Membangun Komunitas Pelanggan

“Dari segi tempat juga kita bilang sebagai K-Pop hub, tapi kita gak mau tempat ini hanya sebagai booth saja. Kita bilang ini harus kafe, harus jadi tempat untuk kumpul, dan paket kemitraan kita sudah langsung disediakan mikrofon, speaker, dan proyektor juga. Bener-bener kita pikirin supaya anak-anak K-Pop ini bisa ngumpul nyanyi rame-rame,” kata Daniel.

Sebagai the only K-Pop hub in the nation, Kopi Chuseyo juga rajin menggandeng komunitas-komunitas lokal untuk mengadakan event yang bertemakan K-Pop di setiap outlet-nya.

Untuk menjaga relasi dengan para komunitas, Kopi Chuseyo juga membuat kebijakan untuk menggratiskan sewa tempat bagi komunitas K-Pop yang ingin membuat event. Kopi Chuseyo juga membebaskan para komunitas untuk mendekor tempat sesuai dengan tema event yang akan diselenggarakan.


Inovasi dan Marketing yang Tepat Sasaran

Menciptakan menu baru memang tidak selalu berjalan mulus. Namun, dalam bisnis food and beverage, inovasi menu sangatlah penting agar tetap menarik minat pelanggan dan menonjol di atas kompetitor.

Namun, tak bisa dipungkiri, konsumen juga bisa jadi bingung jika ada terlalu banyak menu baru. Oleh karena itu, Kopi Chuseyo menggunakan trik seasonal dalam mengeluarkan menu baru. 

Menu baru itu hanya dijual secara terbatas. Contohnya, hanya dijual dalam waktu satu minggu atau satu bulan saja. Dalam menentukan menu baru, Daniel juga melihat tren yang ada. Contohnya seperti peluncuran menu Dalgona Coffee yang sempat hype di media sosial.

Selain variasi menu, packaging produk juga penting, Daniel bercerita bahwa untuk menemukan packaging yang pas mereka harus berkali-kali mencoba berbagai bentuk packaging yang tepat untuk Kopi Chuseyo.

Pada awalnya mereka menggunakan botol kecil. Namun, penggunaan botol kecil memaksanya harus menggunakan es yang kecil juga agar bisa masuk ke dalam botol. 

Baca juga: Tips Memanfaatkan Perkembangan E-Wallet untuk Bisnis Kedai Kopi

Ternyata, penggunaan kemasan seperti ini membuat cita rasanya tidak optimal. Akhirnya setelah beberapa kali mencoba akhirnya Daniel menemukan packaging yang cocok, yaitu dalam bentuk cup. Terbukti, ketika menggunakan packaging yang cocok, omzet Kopi Chuseyo langsung naik dengan pesat.

Lebih lanjut, keberhasilan Kopi Chuseyo dalam merebut hati konsumen juga karena strategi pemasaran yang tepat. Selain riding the wave, Daniel juga menekankan pentingnya berkolaborasi dengan influencer media sosial untuk menciptakan perbincangan di media sosial.

Di era digital seperti ini, pemasaran via media sosial berperan besar dalam membangung awareness, yang pada akhirnya bisa dikonversikan menjadi penjualan.


5 Tips Membuat Produk Baru untuk Kedai Kopi

 

 

View this post on Instagram

 

A post shared by 커피 주세요 | Kopi Chuseyo® (@kopichuseyo.id) on

Meluncurkan produk baru memang penting. Tapi, jika tanpa ada persiapan dan perencanaan yang matang, produk baru tersebut tidak akan berdampak positif terhadap penjualan.

Sebagai salah satu kedai kopi yang inovatif, Kopi Chuseyo punya beberapa tips dalam pembuatan produk baru yang bisa Anda ikuti.

1. Jadilah yang pertama dalam launching suatu produk

Menjadi yang pertama dapat memudahkan bisnis Anda menjadi top of mind bagi konsumen. Untuk itu, Anda perlu gerak cepat di balik layar agar bisa hadirkan menu baru ke khalayak. Sebagai contoh, begitu dalgona coffee jadi tren di media sosial, Kopi Chuseyo langsung menyajikannya sebagai menu baru.

2. Pastikan produk tersebut benar-benar bisa diterima konsumen

Launching produk baru punya kesempatan 50:50 untuk sukses atau gagal. Bisa saja produk yang Anda luncurkan ternyata tidak sesuai dengan selera para pelanggan setia.

Oleh karena itu, Daniel menyarankan untuk lakukan riset terlebih dahulu. Siapkan tester untuk dicicipi oleh calon konsumen, tim internal, dan teman-teman terdekat Anda untuk menemukan cita rasa yang tepat.

3. Percaya diri dengan produk dan terbuka terhadap kritik

Salah satu prinsip yang dipegang teguh oleh Daniel adalah ia harus benar-benar percaya diri dengan produk baru sebelum diluncurkan ke pasar. “Ketika kita ingin launching produk kita harus confident produk kita enak. Tapi, ketika kita sudah confident, kita juga harus terima terima kritik,” kata Daniel.

4. Persiapkan alat dan packaging yang tepat

Trial and error tidak hanya dari segi menu, tapi juga alat yang digunakan untuk membuat produk tersebut.

Sebagai contoh, pembuatan Dalgona Coffee membutuhkan waktu 2-3 menit supaya siap disajikan ke pelanggan. “Kita coba berbagai alat, yang mana yang menciptakan dalgona paling konsisten,” kata Daniel. 

Baca juga: Menjalani Bisnis Kedai Kopi Itu Sulit? Intip 5 Cara Mengembangkannya!

Selain itu, packaging juga penting karena menu yang baru perlu pengemasan yang berbeda agar lebih menonjol.

Khusus untuk Dalgona Coffee, Kopi Chuseyo memilih untuk memisahkan coffee cream dan fresh milk ke dalam dua kemasan terpisah untuk menjaga kualitasnya. Ternyata, kemasan yang unik ini juga menghadirkan pengalaman yang berbeda kepada konsumen.

5. Pantau penjualan menu baru untuk ketahui performanya

Untuk mengetahui apakah menu baru itu berhasil atau tidak, tentu Anda butuh data. Sebagai mitra Moka, Kopi Chuseyo dapat mengetahui bagaimana penjualan menu-menu barunya melalui Backoffice Moka POS.

Sistem Moka POS yang terintegrasi pun membuat Daniel bisa melihat bagaimana performa penjualan menu baru di setiap outlet Kopi Chuseyo. Hal ini memudahkannya dalam memutuskan apakah akan melanjutkan penjualan menu tersebut atau menggantinya dengan inovasi produk yang lain.


Tantangan dan Adaptasi Hadapi Pandemi

Pada awal pandemi Kopi Chuseyo terkena dampak yang cukup besar, karena omzetnya turun hampir 90% omzet. Hal tersebut dikarenakan masyarakat takut untuk melakukan dine-in, padahal nilai jual terbesar dari Kopi Chuseyo adalah pengalaman dine-in yang unik.

Baca juga: 7 Cara Jitu Mempertahankan Eksistensi Bisnis Kopi

Keputusan untuk melakukan penjualan melalui ojeg online mau tak mau harus diambil karena tidak adanya pengunjung yang datang langsung ke outlet.

Ternyata, keputusan tersebut sangatlah tepat karena penjualan Kopi Chuseyo dari berbagai cabang kembali naik. Lalu untuk meningkatkan penjualan melalui ojek online, Kopi Chuseyo pun meluncurkan produk terbaru melalui aplikasi ojek online

Strategi ini pun membuat Kopi Chuseyo mampu menjaga outletnya tetap beroperasi selama PSBB. Semuanya tetap bertahan karena keputusan untuk beradaptasi dengan hal yang baru dan mau melakukan inovasi produk serta strategi penjualan.

Daniel banyak berdiskusi untuk melewati masa krisis ini salah satu yang diajak diskusi adalah tim dari Moka Capital, dari situ Daniel dan tim beranggapan jangan selalu memikirkan bisnis ketika pandemi namun harus memikirkan bisnis ketika pandemi itu sudah selesai.

Pada saat pandemi bisnis harus yakin tetap survive dengan cara jangan lelah melakukan inovasi.


Bagaimana Moka Membantu Kopi Chuseyo?

aplikasi kasir Moka 1

Kopi Chuseyo sejak awal berdiri sudah menggunakan Moka POS sebagai sistem kasir di outletnya. Menurut Daniel Hermansyah, ini adalah keputusan terbaik karena Moka sangat membantu dalam mengetahui menu mana yang digemari oleh pelanggan. Moka POS juga dapat menyajikan informasi tentang performa cabang tiap bulan. 

Daniel juga merasa lebih aman semua transaksi dan inventaris sudah tercatat di sistem yang aman.

Oleh karena itu, Daniel menyarankan para pebisnis yang baru mau memulai bisnis food and beverage untuk menggunakan Moka sebagai sistem POS-nya karena sangat membantu pengembangan usaha di masa depan.

Baca juga: Panduan Lengkap Memilih Aplikasi Kasir Terbaik

Itu dia cerita perjalanan Kopi Chuseyo, kedai kopi yang kini menjadi the only K-Pop hub in the nation.

Dari cerita Daniel ini ada beberapa pelajaran penting yang layak untuk dipahami, yaitu pentingnya menjalin relasi yang kuat dengan komunitas dan hadirkanlah inovasi produk yang kreatif. Jadi, bagi Anda yang berminat untuk terjun ke bisnis kopi, kesuksesan Kopi Chuseyo bisa jadi sumber inspirasi Anda. Selamat mencoba!

Social Media Share :
Jordhi

Jordhi

Penulis di Blog Moka