Moka Logo
Fore Coffee: Mengusung Konsep Alam di Tengah Era “Third Wave Coffee”

Cerita Sukses

Fore Coffee: Mengusung Konsep Alam di Tengah Era “Third Wave Coffee”

4 min
HimawanHimawan

Membangun bisnis kedai kopi di tahun 2018 bisa menjadi tantangan sekaligus ancaman. Menjamurnya jumlah coffee shop dengan mengusung konsep yang unik dan variatif tentu bisa menjadi sesuatu yang mendebarkan bagi para pemula.

Khususnya di era Third Wave Coffee, di mana para pembeli tidak hanya datang ke coffee shop untuk minum, tetapi juga untuk merasakan pengalaman menyeruput kopi di sebuah kedai kopi, untuk mengindrai aroma seduhan biji kopi yang tercium dari dapur, dan untuk mencari jalan keluar.

Baca juga: Menjalani Bisnis Kedai Kopi Itu Sulit? Intip 5 Cara Mengembangkannya!

Karena pembeli sudah tahu betul rasanya menyeduh kopi di rumah sendiri, dan itulah mengapa mereka mencari pengalaman yang belum pernah mereka temukan di tempat lain.

Konsep apa yang diusung Fore Coffee?

cerita sukses fore coffeeAdalah Elisa Suteja, 26, Deputi CEO di Fore Coffee yang keinginannya membangun coffee shop-nya sendiri diawali dengan melihat karakteristik pembeli kopi di Indonesia. Ia mengakui bahwa konsumen kopi di Indonesia memiliki perilaku membeli yang agak unik, seiring dengan tumbuhnya perusahaan on-demand seperti Go-Jek dan Grab.

“Dengan munculnya layanan antar pesan online seperti itu, masyarakat Indonesia tidak perlu lagi bingung mau buka usaha di mana. Semua cukup dilakukan di rumah,” ujarnya. Ini juga yang mendorong Elisa untuk menjadikan Fore Coffee “tidak hanya sebagai sekadar coffee shop.” Ia ingin kedainya menjadi sebuah solusi yang mengunggulkan pengalaman menyeruput kopi dengan menggunakan mesin penyeduh terbaik, tanpa mengesampingkan kekhususan rasa dari varian biji kopinya.

Biji kopi yang ditawarkan Fore Coffee bisa dibilang merupakan kekuatan utama kedai yang sudah memiliki tujuh cabang ini. Elisa pun mendapati bahwa “semakin berkembang sebuah negara, semakin banyak pula produk makanan sehat dan kopi yang muncul.” Fakta ini menjadi sebuah pertanyaan yang ia harus pecahkan, mengingat kebutuhan orang-orang untuk minum kopi setiap hari tidak bisa terbantahkan dan jumlahnya akan semakin tinggi setiap harinya. Itulah mengapa target utama pasar Fore Coffee adalah orang-orang kantoran yang berusia produktif.

Baca Juga: Arsitek Ini Memilih Membangun Studio Olahraga dan Kedai Kopi

Bagaimana Fore Coffee membuat produknya eksklusif?

cerita sukses fore coffeeElisa dan timnya melihat bahwa jenis orang-orang kantoran itu inginnya serba cepat. Itulah mengapa mereka memutuskan untuk meluncurkan aplikasi mobile di bulan September 2018, tepat sebulan setelah toko resmi dibuka. Di aplikasi tersebut, para pembeli bisa membeli kopi atau biji kopi yang mereka inginkan hanya dengan sekali klik. Kurir khusus dari Fore Coffee kemudian akan langsung mengantarkan produk yang dipesan, sesuai dengan keinginan pembeli. Namun, aplikasi ini hanya berlaku untuk cabang Fore Coffee di Senopati.

Ia melakukan ini untuk “membuka kesempatan bagi pelanggan untuk dapat kemudahan minum kopi,” katanya. Dengan kata lain, mereka tidak perlu lagi memilih produk yang mereka inginkan di berbagai toko online atau offline. Itulah mengapa mereka tidak memasang produk mereka di marketplace platform . Ini juga mereka lakukan untuk membangun kredibilitas brand Fore Coffee dengan menjadikan produknya eksklusif melalui platform khusus berupa aplikasi.

Apa produk yang paling populer di Fore Coffee?

cerita sukses fore coffee

Sumber: Instagram @fore.coffee

Berbicara tentang produk, Elisa melihat bahwa produk paling populer di Fore Coffee adalah semua varian latte, khususnya Ice Latte. Rasa kopinya yang gurih, sedikit manis dicampur pahit ringan, membuat produk ini menjadi pilihan utama pelanggan. Untuk produk lain yang rasanya lebih manis, Fore Coffee menyajikan Pandan Latte yang menggunakan ekstrak daun pandan sebagai racikannya.

Menarik juga jika membayangkan bahwa nama Fore sendiri sebenarnya kependekan dari “Forest,” dan merupakan salah satu akronim yang menarik untuk “For Environment.” Itulah mengapa bagian dalam Fore Coffee cabang Senopati sengaja dibuat seperti taman dengan karpet sintetis berwarna hijau terhampar di sepanjang lantainya.

Baca Juga: Ini Dia 8 Kedai Kopi Terfavorit versi Moka. Favorit Anda yang Mana?

 

Sudah berapa jumlah gerai Fore Coffee di Jakarta?

cerita sukses fore coffee

Sumber: Instagram @fore.coffee

Sepertinya tidak hanya cabang Senopati yang menerapkan interior dengan tema “alam” demikian, tetapi juga lima belas cabang lainnya yang tersebar di Jakarta. Eliza bahkan sudah memiliki rencana untuk membuka cabang lagi di tiga tempat yang berbeda, yaitu di Cipete, Pesanggrahan, dan Pacific Place. Ia berharap bahwa nantinya, Fore Coffee bisa merambah area residensial atau kompleks perumahan, dan tidak hanya di area bisnis. Ini dilakukan agar cakupan pasar Fore Coffee bisa mencakup orang-orang yang tinggal di kompleks-kompleks perumahan Jakarta.

Strategi pemasaran apa yang digencarkan Fore Coffee?

cerita sukses fore coffee

Sumber: Instagram @fore.coffee

Metode lain untuk memperluas cakupan pasar Fore Coffee, tentulah Elisa tidak lupa memaksimalkan penggunaan media sosial dan melakukan kemitraan dengan Disney. Beberapa kanal pemasaran untuk media sosial yang ia gunakan termasuk Facebook dan Instagram. Sementara itu, ia juga bermitra dengan Disney, yang juga sedang memperingati hari ulang tahun Mickey Mouse ke-90 di awal November 2018. Ia melihat bahwa momen ini bisa ia manfaatkan untuk menyampaikan agendanya bahwa pasar Fore Coffee tidak mengenal umur. Untuk strategi offline, Fore Coffee memasang umbul-umbul di Plaza Indonesia dan mengikuti bazaar di Jakarta Coffee Week di PIK Avenue pertengahan tahun 2018.

 

Apa tips berbisnis dari Fore Coffee?

cerita sukses fore coffeeSecara umum, strategi Fore Coffee untuk tetap bertahan di industri ini adalah “pantang menyerah.” Rintangan utama yang dihadapi pebisnis adalah untuk tetap percaya pada ide di awal. Dengan terus meyakini ide awal saat bisnis pertama kali dibangun, para pebisnis akan memiliki kendali penuh dan jalan keluar yang tak pernah diduga-duga saat dihadapkan pada sebuah masalah. Lalu, apa yang harus dilakukan para pemula yang ingin membangun sebuah bisnis? Dengan entengnya ia mengatakan untuk memulai saja terlebih dahulu. “Akan banyak hal yang kita gak tau kalau kita gak coba,” tambahnya.

Baca Juga: Utamakan Pelanggan dan Karyawan, Ini Rahasia Sukses Patriot Barbershop

 

Bagaimana Moka membantu Fore Coffee mengelola aktivitas operasional?

Untuk urusan operasional, Elisa mengaku bahwa ia mempercayakan bisnisnya pada Moka. Ia melihat bahwa fitur Moka yang paling membantu adalah fitur laporan penjualan (dashboard and report) karena dari sana ia bisa memantau pendapatan penjualan secara lebih akurat dalam kurun waktu tertentu. Selain fitur laporan, Elisa juga mendapati fitur Inventory Management dari Moka sangat membantu dari segi pergudangan. Dengan jumlah cabang Fore Coffee yang cukup banyak, ia tentu harus melakukan pengecekan secara berkala untuk setiap tokonya. Di fitur Inventory Management, ia bisa mengetahui Cost of Goods Sold (COGS) setiap produk dengan lebih komprehensif. Dengan kata lain, fitur ini membantunya mengelola stok dan keuangan bisnisnya secara seimbang.

Social Media Share :
Himawan

Himawan

Penulis di Blog Moka